Sumut – Pimpinan Pusat (DPP) Damanik Boru Panogolan Muslim Indonesia (DBPMI) resmi berkantor di Pesanggrahan Raja Sang Naualuh Damanik di Jalan Pamatang 22 Kota Pematangsiantar.
Ketua Umum DPP DBPMI, Evra Sassky Damanik, S.Sos, kepada wartawan, di Pematangsiantar, Selasa (1/2), mengungkapkan bahwa maksud dan tujuan dibentuknya persatuan atau partuppuan DBPMI serta memilih berkantor pusat di Pesanggrahan Raja Sang Naualuh Damanik adalah untuk meneruskan cita-cita luhur Oppung Raja Sang Naualuh Damanik yang dikenal begitu kuat mempertahankan ideologi serta agama yang dianutnya yakni agama Islam dimasa penjajahan Kolonial Belanda.
Berpegang dari cita-cita luhur Raja Siantar ke-14 tersebut, berbagai tokoh-tokoh bermarga Damanik dari berbagai daerah bersepakat mendirikan Persatuan atau disebut dalam bahasa Simalungun Partuppuan Damanik Boru Panogolan Muslim Indonesia (DBPMI), yang kedepan diharapkan mampu menjadi alat untuk merangkul semua marga Damanik, boru Damanik dan Panogolan dimana saja pun berada, terkhusus yang beragama Islam.
” Seperti kita ketahui Damanik dimasa Revolusi Sosial setelah Kemerdekaan RI banyak mengasingkan diri keluar daerahnya yaitu Simalungun. Setelah bertahun lamanya tinggal di daerah lain adat Budaya Simalungun itu pun terkikis dan hilang. Oleh karena itu diharapkan kehadiran DBPMI ini bisa merangkul kembali mereka untuk pulang kampung dan mengenal kembali budaya leluhurnya,” ujar Evra.
Lebih lanjut Evra mengatakan, kegiatan memasuki kantor atau sekretariat DBPMI di Jalan Pamatang 22 Kota Pematangsiantar dihadiri dari perwakilan berbagai daerah, antara lain dari Perbaungan, Tebing Tinggi, Kisaran (Asahan), Medan, Simalungun, Padang Sidempuan dan Kota Pematangsiantar. Selain itu hadir juga dari keluarga ahli waris Raja Sang Naualuh.
Kegiatan diawali dengan ziarah ke Jerat (Prasasti Makam Raja Damanik 1 – 14) tidak jauh dari Pesanggerahan dan dilanjutkan dengan penyerahan dayok binatur (panganan khas Simalungun). Kegiatan itu juga ditandai dengan pengajian dan doa bersama dibawakan Ustadz Buya Syawaluddin Damanik dari Kisaran, semoga kegiatan itu mendapat ridho Allah Swt.
Menurut Evra, pendirian DBPMI bukan bermaksud membuat perpecahan diantara marga Damanik, tetapi kehadiran DBPMI justru untuk lebih menguatkan persatuan Damanik, baik dalam urusan umum maupun kekeluargaan. DBPMI juga memegang teguh falsafah Simalungun yakni ‘Sapangambei Manoktok Hitei’ dan ‘Habonaron Do Bona’.
” Intinya DBPMI hadir untuk persatuan, bukan perpecahan. Damanik ya Damanik tidak akan berpisah walau kita tidak seakidah,” tandas Evra.**